Berita Terbaru :
Home » » Ribuan Haktare Hutan Sinepis Jadi Kebun Sawit

Ribuan Haktare Hutan Sinepis Jadi Kebun Sawit

Written By Kabar Riau on Saturday, March 9, 2013 | 1:41 AM

METRO TERKINI - Ribuan Haktare Hutan Sinepis Jadi Kebun Sawit

Yayasan Penelitian Harimau Sumatra Provinsi Riau menyatakan dalam satu tahun diperkirakan lahan hutan Sinepis yang digarap hingga beralihfungsi menjadi lahan perkebunan mencapai seribu hektare.
 
Kondisi demikian menurut ketua yayasan itu, Bantoni, sudah sangat kritis dan sepantasnya semua pihak, mulai dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah turun tangan dengan memberikan pengarahan terhadap masyarakat yang terus melakukan upaya perambahan tanpa memikirkan sebab dan akibatnya.
"Karena bayangkan saja, jika seribu hektare hutan beralihfungsi menjadi lahan perkebunan dalam waktu setahun, maka hanya dalam tempo sepuluh tahun, sudah sekitar 10 ribu haktare yang habis digarap," katanya.
 
Itu artinya, demikian Bastoni, jalur jelajah harimau semakin terancam dan kepunahan habitat bisa-bisa tidak bisa dielakkan jika tidak ada upaya-upaya konkrit.
 
Untuk itu, demikian Bastoni, sudah sepantasnya, Yayasan Penelitian Harimau Sumatra yang juga memiliki pusat penelitian harimau sumatra di Provinsi Riau sejak tahun 2010 silam, membentuk program-program untuk menjaga keutuhan hewan dilindungi itu.
Pusat penelitian yang dimaksud didirikan sepenuhnya untuk menjaga dan melestarikan harimau sumatra yang kini makin terus berkurang.
Dia menjelaskan, pada dua tahun silam, pihaknya memperkirakan ada sekitar 20 sampai 25 harimau yang tersisa di wilayah konservasi Sinepis. Hasil riset di tahun 2013, diakuinya, pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah harimau sumatra yang tersisa.
 Tambahnya, perambahan hutan di kawasan konservasi itu tetap berlanjut dan semakin mengancam habitat satwa dilindungi penghuni hutan belantara. Kawasan hutan Senepis yang berada di ujung timur laut pesisir Riau merupakan habitat penting harimau sumatra. Kawasan yang dijadikan untuk konservasi harimau Sumatra itu seluas 106.086 hektare.


Meski kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi harimau, namun aktivitas perusahaan industri kehutanan yang juga memperoleh konsesi di areal kawasan tersebut masih tetap berlanjut hingga kini dan itu yang menyebabkan harimau keluar dari habitatnya.
"Bahkan banyak warga yang membentuk kelompok-kelompok tani terus mengkapling-kapling kawasan hutan dengan cara yang 'mambabi-buta'," kata Bastoni. **nn/kb
 
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Jony Template | ||
Copyright © 2013. KabarRiau - All Rights Reserved
Template Created by J.A
Diterbitkan : CV. Sartika Annisa Pratama