Minimnya Pelayanan Dokter Spesialis,
Warga Mendambakan Sosok dr. Edi Muhammad, SpA
Sore
Jum'at diawal tahun 2013, terjadi tabrakan antara dua sepeda motor di
bundaran Bhakti Praja, Kompleks perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten
Pelalawan. Salah satu korban, Maya (dua puluhan tahun) mengalami patah
tulang rahang, dan dibawa keluarganya ke sebuah rumah sakit swasta di
Jalan Lintas Timur Pangkalan Kerinci.
Disepakati, operasi bisa dilaksanakan pada hari itu juga dengan biaya
sekitar Rp. 13.000.000,-.Merasa tidak mampu, pihak keluarga memindahkan
korban ke RSUD Selasih, dengan harapan biaya akan lebih murah dan
ditangani oleh dokter yang sama. Karena menurut rumah sakit swasta
tersebut, dokter yang akan mengoperasikan korban bekerja sehari-hari di
RSUD.
Namun setelah korban pindah ke RSUD, dokter dimaksud juga tidak bersedia
menangani dengan alasan hari libur. Maka Maya baru bisa dioperasi tiga
hari berikutnya. Sikap yang demikian ini, mengecewakan masyarakat yang
berharap akan pelayanan yang lebih baik. Banyak kejadian sejenis
terjadi, dan mendapat komplain dari masyarakat, namun kelihatannya belum
mampu merubah wajah pelayanan para tenaga medis di Pelalawan.
Namun demikian, ditengah carut-marutnya pelayanan kesehatan itu,
ternyata masih ada sosok yang didambakan masyarakat. Tokoh-tokoh seperti
inilah yang seharusnya menjadi panutan bagi paramedis yang berbaju
Kopri lainnya. Salah satunya dr. Edi Muhammad, Sp.A, direktur RSUD
Selasih pertama.
Misalnya saja Mak Inah (65th) warga Sorek, Pangkalan Kuras, beliau
sangat mendambakan kinerja seperti yang pernah dilakukan dr. Edi
Muhammad, SpA, Gaek hampir berusia seabad ini menceritakan dokter ini,
pada waktu tahun 2009 lalu sewaktu Edi Muhammad, SpA menjabat Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Selasih, Pangkalan Kerinci, Dokter spesialis
Anak ini memberikan pelayanan langsung ke Kecamatan yang ada di seantero
se Kabupaten Pelalawan,
"Setiap bulan, pak dr. Edi Muhammad, turun ke Puskesmas Kecamatan turun menjenguk pasien, bahkan beliau
mengajak istrinya untuk meberikan pelayanan gratis, sesuai ahlinya yaitu
dokter sepesialis anak," Ujar Mak Inah yang saat itu sering mengobat
cucunya.
Bukan Mak Inah saja yang berharap kepada sosok kepemimpinan dr. Edi
Muhammad, Rapiah (40th) warga masyarakat Langgam, mengaku juga butuh
dokter yang mempunyai kepribadian Edi Muhammad, pasalnya dokter
spesialis yang berserakan di Pelalawan saat ini, belum bisa menyamai
sosok beliau.
"Kenapa dokter spesialis yang ada di daerah ini tidak bisa melanjutkan
seperti yang dilakukan Edi Muhammad, atau kami yang miskin ini tidak
berhak mendapatkan pelayanan dari dokter spesialis," Tukas Rapiah,
menghiba.
Selain dr. Edi Muhammad, SpA, Masyarakat Kecamatan Bunut dan Pelalawan
pernah marasakan pengabdian tulus dari seorang dokter PTT, dr. Helita
Manalu. Sekalipun masih lajang -- ketika itu --, hampir setiap hari
beliau turun kelapanngan, dengan kondisi wilayah yang sangat
memprihatinkan. Tidak jarang beliau harus berjalan kaki menuju kelompok
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Sayangnya dokter wanita
ini sampai saat ini belum menjadi Pegawai, namun walaupun begitu untuk
mengabdi kepada masyarakat, beliau memilih buka praktek pribadi di
Pangkalan Kerinci daripada menjadi seorang dokter PNS.
Tulisan dan pengalaman Mak Inah dan berbagai sumber yang dikumpulkan
Metroterkini.com di terbitkan guna mengetuk hati dokter yang ada di
wilayah ini, agar memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk tidak
mengedepankan pinansialnya saja, kepada pemerintah seharusnya bagi
mereka yang mau mengabdi ini seharusnya dibina.(BAS)
Home »
Kabar Terkini
,
Tokoh
» Minimnya Pelayanan Dokter Spesialis, Warga Mendambakan Sosok dr. Edi Muhammad, SpA
Minimnya Pelayanan Dokter Spesialis, Warga Mendambakan Sosok dr. Edi Muhammad, SpA
Written By Kabar Riau on Tuesday, April 16, 2013 | 10:08 PM
Label:News
Kabar Terkini,
Tokoh
Post a Comment